Selasa, 25 Januari 2022

Review God Of War

 

Oleh: M. Fahrian Noor

Beberapa hari yang lalu saya ketika saya sakit dan harus mengisosali diri di dalam kamar karena terindikasi terkena covid. Ketika isolasi tersebut, untuk mengisi waktu luang saya menyempatkan diri untuk memainkan game yang dari dulu saya ingin mainkan yaitu God Of War atau yang biasanya disebut dengan God Of War 4.

Game ini sebenarnya sudah rilis sejak tahun 2018 di platform PS4. Berhubung saya tidak mempunyai PS4 saya harus menahan diri untuk memainkan game ini sampai kemaren pada tanggal 14 Januari 2022 game ini dirilis untuk versi PC-nya. Meskipun sudah terlambat beberapa tahun, jujur saja game ini sangatlah worth it untuk dimainkan di tahun ini dan bahkan untuk beberapa tahun kemudian.

Ada beberapa hal yang menjadi keunggulan game ini dalam pandangan saya setelah menamatkannya. Pertama, grafik yang memukau. Santa Monica Studio memang tidak tanggung-tanggung menyajikan game ini dengan grafik yang sangat memanjakan mata sehingga 70 GB penyimpanan sangatlah terbayar dengan apa yang didapat oleh pemain. Meskipun saya tidak memainkan game ini dengan grafik yang maksimal, tapi dengan setingan grafik menengah dan dari layar laptop, megahnya game ini sangatlah kerasa apalagi bagi anda yang memaiankannya dari monitor dan dengan settingan grafik maksimal. Oh iya, btw saya main game ini menggunakan laptop Lenovo Legion 5 dengan processor Ryzen 5 dan kartu grafis NVIDIA GeForce RTX 3050 Ti dengan RAM 16 Gb.


Kedua, gameplay yang tidak membosankan. Sepanjang perjalan Kratos dan Atreus, pemain akan dihibur dengan interaksi keduanya dengan dialog-dialog yang membuat kita akan tenggelam dengan kisah-kisan dan sejarah dari mitologi Nordik. Tidak hanya itu saja, ragam teka-teki dan permasalahan yang harus diselesaikan dalam permainan ini tidak terkesan repetitif sehingga membuat pemain bosan.


Ketiga, alur cerita yang disajikan dieksekusi secara brilian. Hal ini membuat emosi pemain turun naik. Emosi sedih, haru, senang, marah dan bahagia silih berganti menemani perjalanan Kratos dan Anakanya sampai di puncaknya, eksekusi ending yang sempurna menjadikan emosi itu menjadi bercampur aduk dalam perasaan pemain. Dengan dukungan instrumen musik menjadikan pesan yang ingin disampaikan menjadi lebih tersampaikan dan berhasil menambah kesan dramatis dari game ini.


Kesimpulannya, dengan segala pujian yang saya sebelumnya, maka tidak heran game ini mendapatkan prestasi sebagai Game Of The Year pada tahun 2018. Bagi anda penikmat game dengan grafik yang memukau dan disertai gameplay dan storyline yang tidak membosankan game God of War ini menjadi opsi yang harus ada dalam list game yang akan dimainkan.

Selasa, 15 Mei 2018

PEMBAHASAN

Agama Hindu
Agama Weda
Agama Weda Purba
Sumber-Sumbernya
Pada zaman ini hidup keagamaan orang Hindu di dasarkan atas Kitab-kitab yang disebut dengan Weda Samhita yang berarti pengumpulan Weda.
Sebagai wahyu dewa yang tertinggi maka  Weda Weda itu disebut sruti yang secara harfiah berarti: apa yang didengar, yaitu didengar dari dewa tertinggi. Orang hindu yakin bahwa kitab Weda bukan berasal dari hasil karya manusia, Weda Weda adalah kekal, yang dinyatakan dan diwahyukan oleh Tuhan kepada seluruh rsi. Para rsi tadi melihat atau mendengar kebenaran itu. Bentuk apa yang diwahyukan tadi adalah mantera-mantera.
Sesudah mantera-mantera dibukukan , lalu dibagi menjadi empat bagian atau pengumpulan (Samhita), yaitu;
Rig Weda yang berisi matera mantera dalam bentuk puji-pujian yang digunakan untuk mengundang para dewa agar berkenan hadir pada upacara upacara korban yang diadakan oleh mereka. Imam imam atau pendeta yang mengajikan pujian pujian tersebut.
Sama-Weda, yang isinya hampir seluruhnya diambil dari Rig Weda, keculi beberapa nyanyian. Perbedaannya dengan Rig Weda ialah bahwa pujian pujian disini di beri lagu (Sama = Lagu).
Yajur Weda, yang berisi yajus atau rapai, diucapkan oleh imam atau pendeta yang disebut Adwaryu, yaitu pada saat ia melaksanakan upacara korban. Rapal rapal  itu bukan untuk memuji para dewa melainkan untuk merobah korban mejadi makanan para dewa .
Artharwa Weda, yang berisi mantera mantera sakti. Matera mantera ini dihubungkan dengan bagian hidup keagamaan yang rendah, sebagai yang  tampak dalam sihir dan tenun. Isi sihir tadi dimaksudkan untuk menyembuhkan orang sakit, mengusir roh jahat, mencelakakn musuh, dan sebagainya.
Isi Kitab Weda
Menurut kitab Weda samhita ada dua golongan zat hidup yang berkedudukan lebih tinggi  daripada manusia , yaitu dewa yang bersikap murah kepada manusia dan roh jahat yang bersikap memusuhi manusia yang karenanya harus dilawan dengan pertolongan para dewata atau dengan upacara keagamaan.
Para Dewata
Kitab Rig Weda menyebutkan adanya 33 dewata, yang dapat dibeda bedakan atas dewa langit, dewa angkasa, dan dewa bumi.
Roh Roh Jahat
Ada dua golongan roh jahat yaitu roh jahat yang tinggi martabatnya, dan menjadi musuh para dewa. Diantaranya adalah Wrta, musuh dewa Indra, yaitu roh yang menguasai musim kemarau.
Roh jahat yang termasuk rendah martabatnya, diantranya adalah  Raksa yang sering menampakkan dirinya sebagai binatang atau sebagai manusia, dan pisaca yang makan daging mentah atau jenazah.
Praktek Keagamaan
Yang menjadi pusat pemujaan  orang  orang pada zaman ini adalah korban. Korban korban itu dipersembahkan dengan maksud untuk mendapatkan kemurahan dewa dewa, untuk menghindarkan diri dari permusuhan roh roh yang jahat dan untuk memuja para leluhur.
Dengan korban mereka bermaksud untuk menggerakkan hati para dewa sehingga mereka berkenan mengabulkan permohonan permohonan yang diajukan besamaan dengan para korban korban itu.
Korban dalam agama Hindu ada dua macam yaitu korban tetap yang dilakukan tiap kali pada waktu pagi dan sore, tiap bulan dan bulan purnama tiap awal musim semi, musim hujan dan musim dingin.
Disamping itu ada korban berkala yang dikorbankan jika ada keperluan, sebagai umpamanya : korban soma aswameda atau korban kuda, rajasya dan sebagainya.
Agama Brahmana
Agama Brahmana bersumber dari kitab Brahmana, yaitu bagian kitab Weda yang kedua. Kitab kitab ini ditulis oleh para imam atau Brahmana  yang dalam bentuk prosa yang isinya memberi keterangan tentang korban.
Pada zaman Brahmana ini memang timbul perubahan perubahan suasana, ciri ciri zaman ini adalah
Korban mendapatkan tekanan yang berat.
Korban menjadi golongan yang  paling berkuasa.
Perkembangan kasta dan asrama.
Dewa dewa berubah perangainya.
Timbul kitab kitab sutra.
Hal korban dalam zaman ini berkembang hingga mencapai puncaknya sebab didalam agama Brahmana korban menjadi alat untuk memperoleh kekuasaaan atas dunia sekarang dan akhirat. Oleh karena  itu pada zaman ini muncullah keterangan bahwa bahwa korban sudah kekal. Penciptaan dunia misalnya dengan korban  yang dilakukan oleh dewa yang tertinggi yaitu Prajapati atau Brahma. Mereka juga menyakini bahwasanya para imam yang memiliki kecakapan mempengaruhi rupa korban, dan berpengaruh terhadap berhasilnya uapacara tersebut.
Pada zaman ini juga timbul kasta kasta yaitu kasta brahmana (para imam), kasta Ksatria (yang memerintah), kasta Waisy a (para pekerja), dan kasta Sudra (rakyat jelata). Memang asal mula kasta kasta tidak jelas, tapi didalam kitab rig Weda kasta kasta tersebut timbul dari anggota tubuh purusa, pencipta dunia. Mulutnya menjadi kata Brahmana, kedua tangannya menjadi kasta Ksatria, pahanya menjadi kasta Waisya dan kakinya menjadi kasta Sudra.
Dengan adanya kasta atau warna timbullah juga yang disebut dengan warnasramadharma, yaitu suatu konsep sosial yang memberikan aturan aturan bagi tindakan tindakan sesuai dengan status sosial dia dimasyarakat (kasta dan warna kulitnya) hal ini dinamakan dengan asrama, yang membagi hidup manusia menjadi menjadi empat tingkatan hidup, yaitu 1) Brahmacarya 2) Grhastha 3) Wanaprastha 4) Sannayasa.
Agama Upanisad
Hidup keagamaan pada zaman ini bersumber kepada bagian akhir kitab Weda yaitu kitab Aranyaka dan Upanisad.
Kitab Aranyaka disusun oleh para petapa yang berada didalam hutan (aranya) isinya kebanyakan membahas pembahasan yang ada di dalam kitab Upanisad, karena itu ada banyak kesamaan dalam kedua kitab ini.
Ajaran Upanisad dapat disebut dengan monism atau yang bersifat idealistis, artinya ajarannya mengajarkan bahwa segala sesuatu dapat dikembalikan kepada satu asas, yaitu Brahman dan Atman. Brahman adalah asas alam semesta sedang Atman adalah asas manusia.
Dalam agama Upanisad juga ada kepercayaan akan karma yang mengajarkan bahwasanya segala sesuatu yang dilakukan oleh karma baik dewa maupun manusia dan binatang atau tumbuh tumbuhan dipengaruhi oleh perbuatan kita pada zaman kehidupan yang mendahului kehidupan  ini dan akan mempengaruhi hidup yang akan datang.
Ajaran karma menyebabkan adanya samsara yaitu perputaran kelahiran, yaitu perputaran antara hidup dan mati tanpa putus putusnya. Hukum ini berlaku kepada manusia maupun para dewa dewa. Siapa yang ingin mendapatkan kelepasan, ia harus dapat menghapuskan segala keinginannya, syarat untuk menghapus segala sendiri “aku ini” ia akan bebas dari mati.
Zaman Agama Buddha
Mulai pada abad ke 6 hingga ke 2 SM, keadaan india dapat dikatakan agak kacau. Pada zaman ini ada krisis politik. Bangsa bangsa asing memasuki wilayah India, hingga keamanan terganggu. Umpamanya pada awal abad ke 6 SM Raja Darius I dari Persia memasuki bagian Barat India dan menjadikannya menjadi suatu provinsi Persia. Oleh karena kepercayaan kepada dewa dewa sudah tidak hidup lagi, maka merosotlah hidup kesusilaan. Timbullah orang orang yang ingin memperbaharui keadaan. Itulah pada zaman ini banyak timbul pemikiran pemikiran falsafati yang beraneka ragam, sebaliknya pada zaman ini juga penuh pertentangan.
Yang termasuk revormator penting pada zaman ini adalah Gautama (Buddha) dan Wardhamana.
Dapat dikatakan pada zaman ini di satu piahak meneimbulkan pikiran pikiran yang ateistis, seperti umpamanya: agama Jain dan agama Buddha, sedang di lain pihak menimbulkan aliran yang theistis, seperti umpamanya : kitab Bhagawadgita, agama Siwa dan Mahayana. Golongan ketiga yang di timbulkan pada zaman ini adalah aliran falsafah seperti umpamanya Samkhaya, Yoga, dan sebagiannya.
Zaman Sesudah Buddha
Agama Buddha yang timbul pada abad ke 5 SM berkembang sangt cepat sekali. Pada abad ke 3 SM yaitu pada pemerintahan raja Asoka, agama Buddha menjadi agama Negara dan menjadi agama dunia yang pengaruhnya hingga jauh luar India. Agama Hindu purba terdesak. Sekalipun agama Hindun melakukan perkembangan dengan menyesuaikan diri kepada segala sesuatu yang dijumpainya.
Bentuk terakhir agama Hindu, yaitu bentuk yang dimiliki sesudah zaman agama Buddha, mewujudkan suatu campuran yang terdiri dari berbagai macam unsur keagamaan. Bentuk ini terlebih lebih dipengaruhi oleh keyakinan keyakinan bangsa Drawida di India Selatan.
Sumber keagamaan pada zaman ini terdapat dalam kitab kitab Purana, Wiracarita dan Dharmasastri, serta keputakaan kepustakaan lainnya.






















AGAMA BUDDHA

Sejarah dan Sumber Ajaran Agama Buddha
Agama Buddha di dirikan oleh oleh Buddha Gautama yang bernanma Sidartha Gautama. Ia adalah anak daro raja Suddhona yang memerintah atas suku sakya. Ibnya bernama Maya ia dibesarkan di ibu kota kerajaan. Setelah mengalami perjalanan spiritual yang sedemikian rupa ia akhirnya memutuskan untuk meninggalkan seluruh kehidupannya di kerajaan dan mengembara.
Kitab agama Buddha dapat di kelompokkan menjadi dua bagian yang pertama kitab sutra, yang termasuk kitab sutra ialah kitab kitab yang di pandang sebagai  ucapan Buddha sendiri meskipun kitab kitab tersebut di tulis setelah wafatnya sang Buddha sendiri. Yang kedua ialah sastra, yaitu urayan yang ditulis oleh tokoh tokoh ternama yang biasanya disusun secara sistematis.
Sejarah agama Buddha dibagi menjadi dua tahap yang pertama; abad ke 6 hingga abad ke 3 SM. tahap ini ditentukan oleh dua muktamar sekaligus muktmar di rajgraha dan mukatmar di Waisali. Tahap kedua adalah dari abad ke 3 SM hingga abad ke 2 M. Pada tahun 269 SM Asoka memerintah hingga tahun 233 SM. mula mulanya ia memusuhi agama Buddha kemudia ia bertaubat. Di bawah pemerintahannya agama Buddha berkembang dengan pesat, hingga sampai luar India. Zaman ini juga di warnai dengan perselisihan antara mazhab yang berbeda sekali antara yang satu dan yang lain. Maka atas dasar itulah maka pada tahun 240 SM di Patalipura diadakan muktamar lagi.
Ajaran Agama Buddha
Ajaran agama Buddha dirangkumkan didalam apa yang di sebut Triratna (tiga batu permata), yaitu, Bhuddha, Dharma dan Sangha.
Kepercayaan Buddhis hidup Sang Buddha sebagai perorangan, sebagai manusia Sidharta atau sebagai Gautama atau Sakyamuni tidaklah penting. Buddha adalah sebuah gelar, suatu jabatan atau seseorang tokoh yang sudah pernah menjelma menjadi seseorang.
Menurut keyakinan Buddhis sebelum tahap zaman sekarang ini sudah ada tahap-tahap yang tidak tebilang banyaknya. Tiap zaman memiliki Buddhanya sendiri sendiri. Menurut jama’ah selatan, sebelum Buddha Gautama sudah ada 24 Buddha yang mendahuluinya. Tetapi menurut jama’ah utara ada lebih banyak lagi.
Ajaran lain yang dijarkan dalam agama Buddha adalah dharma. Dharma adalah doktrin atau pokok ajaran yang dirumuskan didalam sesuatu yang disebut ; empat kebenaran yang mulia atau empat aryasatyani, yaitu ajaran yang diajarkan Buddha Gautama di Benares, sesudah ia mendapatkan pencerahan.
Aryasatyani atau kebenaran yang mulia itu terdiri dari empat kata, yaitu; Dukha (penderitaan), Samudya (sebab penderitaan ada sebabnya), Nirodha (pemadaman) dan Marga (jalan kelepasan).
Adapun ajaran tentang Anitya atau Anicca adalah ajaran yang sangat bertentangan dengan ajaran agama Hindu yang mengajarkan tentang adanya samsara yang dapat dikatakan kekal; ada urutan kejadian yang bergerak keluar dan bergerak kedalam, yang seiring juga terjadi bersamaan, ada urut-urutan waktu yaitu waktu yang lalu, waktu yang sekarang dan yang kelak.  Akan tetapi dalam agama Buddha tidaklah demikian, tidaklah ada sesuatu yang kekal, hidup adalah suatu rentang yang terjadi dalam waktu yang sesaat dan apa yang sudah terjadi tidak akan ada lagi. Hidup adalah setiap arus yang terdiri dari hal yang setiap kali terjadi. Hal ini digambarkan seperti nyala api. Nyala api seolah-olah tetap ada. Tetapi hal ini tidaklah benar. Sebab sebenarnya setiap kali ada nyala yang beru, yang kemudian hilang, maka akan disusul dengan nyala yang baru lagi. Demikiankah seharusnya.
Agama Buddha juga mengajarkan tentang anatman atau anata. Ajaran ini tidak bisa dipisah dengan ajaran tentang anitya yang mengajarkan segala sesuatu tidak ada yang kekal. Jika tidak ada sesuatu yang berubah maka begitu pula dengan jiwa manusia. Manusia sebenarnya tidak berjiwa. Manusia adalah suatu kelompok yang terdiri dari unsur unsur jasmani dan rohani. Didalamnya tiada pribadi yang tetap. Kelima indra manusia, budi serta perasaanya sebeanarnya itdak didiami oleh satu pribadi. Keadaan mental manusia sebenarnya adalah gejala gejala, sama seperti gejala gejala yang lain. Di belakang gejala mental itu tiada tersembunyi suatu pribadi atau ego.
Sebagaimana agama Hindu memiliki konsep karma didalam agama Buddha juga ada konsep karma. Dalam agam Buddha karma menyebabkan kelahiran kembali. Tetapi yang dilahirkan kembali bukanlah jiwa melainkan watak atau sifat manusia, atau boleh juga disebut dengan kepribadian, namun kepribadian yang tanpa pribadi. Ajaran  ini meneguhkan bahwa suatu perbuatan tentu didikuti oleh akibatnya, sama seperti kuda diikuti oleh keretanya.
Kelepasan (Nirwana)
Dalam agama Buddha terdapat konsep Nirwana yang secara harfiah berarti pemadaman atau pendinginan. Apa yang padam, tiada lagi, yaitu apinya.  Apa yang menjadi dingin bukan musnah melainkan hilang panasnya. Kedua hal ini bisa disebut dengan dua segi dalam satu kenyataan. 











PENUTUP

KESIMPULAN
Agama dan Buddha adalah agama yang memiliki keunikan tersendiri. Keunikan tersebut tidak lepas dari kenyataan bahwasanya kedua agama ini adalah agama yang tua di dunia ini, hal yang mendukung dalam ini juga dikarenakan kedua agama ini tumbuh dan berkembang di tempat yang unik juga yaitu Bumi India.

Kamis, 12 April 2018

STRATEGI MASJID AL FIRDAUS NGOTO DALAM MEMBENTUK MASYARAKAT YANG BERKARAKTER


Manajemen Strategi Masjid Al Firdaus, Ngoto,  Bantul dalam Pembentukan Masyarakat yang Berkarakter
A. Peran Masjid Dalam Pembentukan Masyarakat yang Berkarakter
Pada awal perkembangan Islam, yaitu pada zaman rasulullah, masjid masjid merupakan pusat pemerintahan, kegiatan sosial  dan ekonomi. Sebagai kepala pemerintahan dan kepala Negara Nabi Muhammad tidak mempunyai istana seperti hanya para raja pada waktu itu, beliau menjalankan roda pemerintahan dan mengatur umat dari masjid, pemasalahan permasalahan umat beliau selesaikan bersama sama dengan pasa sahabat di Masjid bahkan hingga mengatur strategi peperangan.
Tradisi ini kemudian tetap di lestarikan oleh para Khulafaur Rasyidun dan Khalifah Khalifah seterusnya, namun pada perkembangannya di bidang pemerintahan masjid hanya dijadikan symbol pemerintahan Islam, walaupun terletak biasanya di pusat pemerintahan berdampingan dengan pusat kekuasaan.Oleh sebab itu maka terlahirlah masyarakat yang berkarakter, yaitu masyarakat yang mempunyai tinkah laku yang baik, jujur bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras, dan sebagainya
1. Masjid Sebagai Tempat Ibadah Umat Islam
Masjid pada masa Rasulullah, berfungsi sebagai tempat untuk menunaikan shalat fardu lima waktu, shalat Jum’at, berzikir, dan macam macam ibadah yang lain. Sehingga hubungan sengan Allah (hablumminallah) terjaga, dan apabila hablumminallah terjaga dengan baik secara otomatis hubungan dengan manusia (hablumminannas) akan terjaga juga. 
2. Masjid Sebagai Pusat Pendidikan dan Pengajaran Masyarakat
Masjid pada zaman Rasulullah menjadi sentra kajian agama dan ilmu ilmu umum umat islam. Masjid menjadi  tempat umat Islam dalam mendiskusikan ilmu ilmu agama dan ilmu ilmu umum. Didalam masjid ini, rasulullah mengajar dan member khutbah dalam bentuk halaqah, dimana para sahabat duduk mengelilingi beliau untuk mendengarkan dan melakukan Tanya jawab berkaitan denganurusan agama dan kehidupan sehari hari.Sistem pendidikan yang diterapkan oleh Rasulullah, yaitu berupa halaqah haqah.Sistem ini selain menyentuh dimensi intelektual para sahabat juga menyentuh dimensi sosial dan emosional dan spiritual mereka.Di sebelah selatan masjid Nabawi ada tempat yang disebut dengan al suffah, yakni  tempat tinggal bagi para sahabat miskin yang tidak memiliki rumah.Mereka yang tinggal di al suffah ini disebut dengan ahlu suffah.Mereka adalah penuntut ilmu yang banyak berinterksi dengan Rasulullah, dan diantara merekalah banyak lahir ulama ulama besar dari kalangan para sahabat.
3. Masjid Sebagai Sentra Ekonomi Umat
Masjid juga berfungsi sebagai sentra ekonomi umat, karena semua peredaran zakat, sedekah, wakaf, pembagian ganimah dan urusan Baitul Mal Negara diselesaikan. Sebagaimana apa yang terjadi ketika rasulullah mengumpulkan sedekah dari orang orang muslim yang hendak pergi ke medan jihad diTabuk untuk menghadapi pasukan Romawi, Rasulullah melakukan hal itu di masjid nabawi. Dan juga rasulullah menjadikan masjid Nabawi sebagai termpat pembagian harta rampasan perang atau ghanimah sebagaimana apa yang dilakukan Khalifah Umar Bin Khattab ketika membagikan harta rampasan perang melawan Romawi dan Persia.\
4. Masjid Sebagai Tempat Layanan Sosial
Dari Usman Bin Yamani ia berkata, “ Ketika para Muhajirin membanjiri kota Madinah, tanpa memiliki rumah dan tempat tinggal, Rasulullah menempatkan mereka di masjid dan beliau menamai dengan ashabul suffah. Beliau juga duduk dengan mereka dengan sangat ramah.Selain itu juga masjid juga berfungsi sebagai tempat pengumpulan dan penyaluran zakat dan infak, pelayanan pelayanan kesehatan dan fungsi lainnya, sehingga ketika itu Masjid benar benar menjadi titik vital bagi masyarakat Madinah.
B. Manajemen Strategi Masjid Al Firdaus, Ngoto,  Bantul dalam Pembentukan Masyarakat yang Berkarakter
Masjid Al Firdaus adalah masjid yang terletak di desa Bangunharjo, kecamatan Ngoto, Bantul.Masjid ini didirikan atas wakaf keluarga bapak Basuki, kemudian di bantui pembangunanya oleh donatur donatur dari masyarakat sekitar.Pembangunan masjid ini dimulai pada tahun 2004 kemudian dilakukan renovasi pada tahun 2007 hingga jadilah masjid seperti sekarang ini.
Manajemen strategi adalah rankaian proses kegiatan perencanaan untuk mengambil keputusan jangka panjang yang bersifat efesien dan efektif, melalui penetapan metode dan cara pelaksanaan yang dibuat oleh jajaran pimpinan dan dievaluasi untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu Dewan Kemakmuran Masjid Al Firdaus mengadakan kegiatan kegiatan yang bersifat keagamaan dan umum Untuk Menbentuk Masyarakat Yang Berkarakter
Tentang fungsi masjid, Al Quran telah memberi gambaran fungsinya dengan jelas. Gambaran itu terletak di dalam surat At Taubah ayat 18 yang barbunyi
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ ۖ فَعَسَىٰ أُولَٰئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِين
Artinya : Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apapun) kecuali kepada Allah. Maka mudah mudahan mereka termasuk orang orrang yang mendapat petunjuk.
Dari ayat tersebut dapat di simpulkan bahwasaya fungsi utama masjid adalah sebagai tempat shalat, kemudian diturunkan dari sana fungsi fungsi lain seperti kegiatan majlis ta'lim, kegiatan sosial dan lain lainnya
Ada beberapa strategi yang dilakukan Masjid Al Firdaus untuk menjadikan masyarakat yang berkarakter.Strategi tersebut di aplikasikan dalam bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi. Berikur adalah strategi strategi masjid al firdaus dalam pembemtukan masyarakat yang berkarakter
1. Strategi di Bidang Keagamaan
Dikarenakan fungsi masjid adalah sebagai tempat ibadah (shalat) maka Dewan Kemakmuran Masjid Al Firdaus mengadakan kegiatan kegiatan yang memotivasi masyarakat sekitar untuk selalu melakukan kegiatan kegiatan ibadah di masjid. Berikut adalah hasil wawancara dengan bapak Muhidin selaku pengurus Dewan Kemakmuran Masjid Al Firdaus
“Untuk menjadikan masjid Al Firdaus sebagai pusat keagamaan kami mengadakan kegiatan kegiatan untuk memotivasi masyarakat agar selalu mengerjakan sholat di masjid sehingga masjid menjadi sebagai suatu kebutuhan yang tidak bisa di pisahkan dalam kehidupan mereka. Diantaranya adalah:
- Gerakan Shalat Subuh Berjamaah
Gerakan shalat subuh berjamaah dilakukan untuk menyemarakkan atau memakmurkan masjid khususnya  pada waktu subuh. Dikarenakan masyarakat di sekitar masjid Al Firdaus adalh masyarakat perumahan yang sebagian besar dari mereka adalah pegawai kantoran hal ini sangat memnerikan manfaat kepada mereka.
-  I'tikaf Pada Sepuluh Hari Terakhir Pada Bulan Ramadhan
Untuk memotivasi para jamaah dalam melakukan peningkatan ibadah mereka khususnya pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan, kami selaku Dewan Kemakmuran Masjid Al Firdaus mengadakan acara I'tikaf yang kemudian dilanjutkan dengan sahur berjamaah. Ketika I'tikaf kami mengundang penceramah penceramah untuk memberikan motivasi kepada jamaah agar selalu meningkatkan ibadah mereka.Kemudian pada seperriga malam terakhir kami mengadakan shalat tahajjud berjamaah yang langsung dipimpin oleh ustadz Solihuddin Al Hafidz selaku imam masjid Al Firdaus.Jamaah yang mengikuti i'tikaf dosini bukan hanya dari masyarakat sekitar melainkan ada juga dari jamaah dari luar kota Jogjakarta."
Dari apa yang disamapaikan bapak Muhidin mengenai strategi Masjid Al Firdaus dalam bidang keagamaan dapat disimpulkan bahwasaya masyarakat menjadikan masjid sebagai pusat seluruh kegiatan keagamaan terkhususnya ibadah shalat lima waktu, hal ini memberikan pelajaran bahwasanya pembiasaan peribadahan secara berjamaah menjadikan hubungan persaudaraan (Ukhuah Islamiah) menjadi erat, sehingga nantinya mampu membentuk karakter masyarakat menjadi lebih baik dan menjadikan hubungan dengan Allah (Hablumminallah) menjadi terjaga dan bisa menghasilkan pribadi pribadi yang takut kepada Allah. Dan apabila rasa takut kepada Allah sudah tertanam dalam jiwa seseorang atau masyarakat maka hal itu bisa meminimalisir tindakan kriminal di dalam masyarakat.
2. Strategi Dalam Bidang Pendidikan dan Pengajaran
Bidang pendidikan dan Pengajaran adalah bidang yang sangat fundamental dalam sebuah masyarakat.Untuk menjawab tantangan tersebut perlu diadakan strategi yang terkonsep dengan rapi.Dalam pendidkan masyarakat seharusnya semua komponen masyarakat menjadi objek dari hal tersebut.Berikut adalh wawancara dengan bapak Muhidin selaku pengurus Dewan Kemakmuran Masjid Al Firdaus tentang strategi pendidikan dan pengajaran untuk menciptakan masyarakat yang berkarakter.
"Untuk strategi pendidikan, kami mengadakan berbagai macam kegiatan yang secara garis besar dapat di kelompokkan dalm tiga kegiatan pokok
-a. Mengadakan Kajian Kajian atau Ceramah Rutinan
            Kegiatan kajian yang kami adakan disini bersifat umum dan bermacam macam.Kami menargetkan orang orang dewasa, pemuda dan dan anak anak sebagai objek dakwah ini. Kegaitan ini berupa
- Majlis Dhuha Al Firdaus
Kajian ini diadakan pada pagi hari ahad. Baisanya dihadiri oleh ibu ibu dan bapak bapak yang sudah lanjut usia. Penceramah yang didatangkan  adalah penceramah penceramah yang sesuai dengan usia para jamaah.
- Kuliah Tujuh Menit (kultum)
Kegaitan ini biasanya diisi oleh jamaah sendiri yang berprofesi dalam macam macam bidang pekerjaan.Biasanya kuliah ini disampaikan mengusung materi tentang keagamaan, kesehatan, motivasi dan entrepreneurship.
- b. Tablig Akbar
Untuk beberapa bulan sekali kami mengundang penceramah penceramah yang bertaraf nasional untuk mengisi acara tablig akbar. Biasanya  juga ada beberapa ulama timur tengah yang bertaraf Internasional yang kami undang untuk menjadi penceramah di masjid ini, sehingga jamaah yang hadir dalam taglig akbar tidak hanya berasal dari kota Jogjakarta bahkan dari luar kota.


-c. Mahad Tahfiz Darul Firdaus
Untuk mencetak generasi generasi muda yang mempunyai keilmuan Al Quran.Didirikanlah ma'had Tahfiz Darul Firdaus sebagai tempat bagi para pemuda yang mempunyai keinginan dalam memperdalam ilmu tentang al Quran.Ma'had ini langsung di asuh oleh Ustadz Solihuddin Al Hafiz selaku imam masjid Al Firdaus.Santri yang memimba ilmu di Ma'had ini tidak hanya berasal dari dalam Pulau Jawa melainkan juga ada yang berasal dari luar pulau Jawa seperti Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi.Para sanri tinggal di pondok selama 24 jam.
-c. Madrasah Diniah Al Firdaus
Atas usulan Mas Eko, didirikanlah Madrasah Diniah Al Firdaus. Objeknya disini adalah para anak anak di sekitar masjid, mereka di sana diajari oleh ustdaz dan ustazah tentang bagaimana membaca Al Quran dan juga tentang ibadah ibadah sehari hari. Kegiatan madrasah diniah ini dilakuakan setiap habis shalat Magrib sampai selesai shalat Isya.”
Dari apa yang dipaparkan oleh bapak Muhidin tentang peran masjid Al Firdaus dalam pendidikan dan pengajaran, hal itu sangat mencukupi Masyarakat dalam memperoleh pendidikan dan pengajaran dari masjid yang memadai. Hal ini menjadikan masyarakat di sekitar berpendidikan dan berwawasan luas.
3. Strategi Dalam Bidang Sosial
Bidang soaial adalah bidang yang sangat penting untuk di kembangkan, dikarenakan masyarakat yang berkarakter harus memiliki kepedulian sosial yang besar. Berikut adalah wawancara dengan Bapak Muhidin tentang peran Masjid Al Firdaus dalam bidang sosial
"Untuk kegiatan sosial kami sering mengadakan beberapa kegiatan seperti :
a. Baksos Rutin si daerah Minoritas
Untuk menanggulangi maraknya kristenisasi, khususnya di daerah minoritas seperti do Gunung Kidul dan Kulonprogo, kami mengadakan kegiatan sosial disana. Kegiatan ini di motori oleh ibu inu jamaah Masjid Al Firdaus.Acara ini berupa pembagian sembako pakaian gratis dan kegiatan kegiatan lainnya.
b. Santri Siaga
Santri siaga adalah gerakan yang di motori oleh santri Darul Firdaus untuk membantu korban korban korban bencana alam yang terjadi di daerah sekitar Jogjakarta.Kegiatan ini berupa penyaluran kebutuhan kebutuhan yang di butuhkan para korba bencana.
c. Droping Air
Droping air adalah agenda rutinan yang dilakukan Dewan Kemakmuran Masjid Al Firdaus.Acara ini berupa penyerahan bantuan kepada daerah daerah yang dilanda kekeringan. Bantuan yang diberikan berupa  pompa air.
Dari hasil wawancara dengan bapak Muhidin diatas, dapat diambil kesimpulan bahwasanya salah strategi masjid Al Firdaus dalam mewujudkan masyarakat yang berkarakter adalah dengan menjadikannya pribadi pribadi yang mempunyai kepedulian sosial yang tinggi. Hal ini juga termasuk salah satu dari 11 prinsip untuk mewujidkan pendidikan karakter yang efektif dari Kementrian Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang berbunyi " Menciptakan masyarakat yang memiliki kepribadian”.
4. Strategi Dalam Bidang Ekonomi 
Pada zaman sekarang ada beberapa sektor umat Islam yang harus di perbaharui khususnya dalam sektor ekonomi.Sisi ekonomi umat Islam saat ini masih terpuruk sehingga perlu dibangkitkan kembali sebagai salah satu modal kebangkitan Islam. Ekonomi umat mempunyai potensi besar apabila dikembangkan dan saling bersinergi satu sama lainnya. Sebaagai masjid yang peduli dengan keadaan ekonomi umat Al Firdaus berusaha untuk menjadi masjid yang bias di contoh masjid masjid lain dalam masalah perekonomian dikarenakan banyak relasi atau kerjasama kerjasama dalam perdangan dimulai dari ruang lingkup masjid. Berikut adalah hasi wawancara dengan Bapak Muhidin selaku Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid al Firdaus ketika ditanya tentang peran masjid al Firdaus dalam pengembangan ekonomi umat.
“ Didalam masyarakat jamaah masjid al Firdaus, kami mempunyai cita cita untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh para jamaah. Hal ini dikarenakan beragamnya profesi jamaah disini, ada yang menjadi pengusaha masakan padang, ada juga yang mejadi pengusaha rumah makan ayam Suharti, ada juga yang berkerja di penangkapan ikan dan masih banyak lainnya. Mereka selalu berkumpul setiap selesai shalat subuh atau magrib untuk membahas mengenai kerjasama kerjasama yang mereka buat demi memajukan perekonomian umat. Dari hal tersebut nanti lahir bebagaimacam relasi antar satu dengan yang lain contohnya adalah, banyaknya cabang cabang padang murah dimulain dari Inisiatif bapak Nazaruddin selaku owner padang murah untuk mencari orang orang yang ingi berinvestasi dalam bisnis warung makan padang murah. Selain itu juga kami juag mengadakan sharing masalah enterprenuership ydari pelaku pelaku dari kalangan jamaah masjid Al Firdaus, biasanya kegiatan ini kami lakukan bada subuh hari Ahad”